Proyek Optimasi Tanah Non Rawa Yang Dikerjakan Oleh Gapoktan Sidodadi Diduga Mulai Beraroma Taksedap

  • Bagikan

Metronusa News, Cilacap | Optimasi Lahan Non Rawa yang dikerjakan oleh Gapoktan Sidodadi Desa Sidaurip Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap dengan Nilai Pekerjaan Rp.1.840.000.000 dengan harapan nanti nya bisa mengairi sawah seluas 400Ha. Dengan harapan tentu nya, menuju kepada swasembada pangan. Tapi sangat disesalkan, dalam pelaksanaan pengerjaan proyek tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi .

Aroma taksedap tersebut setelah Tim melakukan Kroscek lapangan, yang mana saat itu tim tidak bertemu dengan ketua gapoktan, tim cuma bertemu dengan pekerja dilapangan. Dari hasil konfirmasi dengan salah satu pekerja di lokasi. Dia mengatakan bahwa untuk dinding saluran lebar nya 30CM dan untuk tebal lantai 20CM. Jenis batu pasang adalah siklop.16/10/2025.

Menurut keterangan dari pekerja lantai saluran 20CM tim melakukan Kroscek lapangan didapat kan bawah lantai cor saluran diduga keras hanya 10CM. Dan untuk bagian lantai tidak dipasang adukan cor. Selain itu juga pada saat pemasangan Siklop diduga menggunakan batu bekas.

Supaya berita ini tetap berimbang tim konfirmasi dengan Ketua Gapoktan Sidadadi yaitu S Via WhatsApp, mempertanyakan beberapa item pertanyaan. Yaitu berapa tebal lantai saluran, Mutu Coran, Agregat campuran coran, hasil laboratorium pasir yang di pergunakan. Dari jawaban yang diberikan oleh S. Bahwa untuk mutu beton K175, lebar dinding saluran 30CM dan untuk lebar saluran 40CM. Selanjut nya memberikan ada foto kunjungan dari kementerian pertanian dan kunjungan Kejaksaan Tinggi. 17/17/2005.

Menurut TO selaku aktifis Anti Korupsi, jawaban yang diberikan oleh S dan Ketua Gapoktan Sidodadi adalah betul. Dengan mengirimkan foto menteri Pertanian dan Kejaksaan Tinggi, kepada Tim Media diduga oper akting.

Yang berhak menyatakan Gapoktan Sidodadi tidak ada temuan atau tidak termasuk sudah sesuai Spesifikasi menurut Tim Auditor dari BPKP. Bukan nya dari Kementerian Pertanian ataupun dari Kejati. Setelah Tim BPKP melakukan uji mutu beton Core Drill sudah betul K175 atau Jangan-jangan tidak sesuai yang di inginkan K175, dan selanjut menguji ketebalan lantai apakah betul coran lantai saluran yang dipasang 20CM atau diduga cuma 10CM.

Masih menurut TO bahwa sebelum menggunakan pasir untuk bahan campuran Coran, wajib dilakukan pengujian pasir yang digunakan ke laboratorium, Spelit, batu maupun semen. Mengingat bahwa Kontruksi yang menggunakan Skop, material yang dipergunakan harus bersih dari debu dan kotoran tanah supaya bisa menghasilkan kontruksi Siklop yang benar dan Mutu Beton K175. Termasuk batu yang dipergunakan harus ada uji laboratorium kekerasannya, dan ukuran batu 10-25 dan ujung batu harus runcing.

Oleh karena itu diharapkan pada saat melakukan pemeriksaan dan Audit nanti, Pada pekerjaan milik Kementan pertanian ini, dilakukan dengan teliti diduga banyak Kontruksi bangunan yang dilaksanakan secara sepihak. Mulanya dari mutu Beton diduga keras kurang dari K175, menggunakan besi yang diduga tidak sesuai standar alias besi behel abal-abal, termasuk pasar diduga keras banyak bercampur lumpur.

Mengingat uang yang dipergunakan adalah milik Rakyat yang dipungut dari pajak, artinya disini ada keringat rakyat. Dan mendukung Program Presiden Republik Indonesia dalam pemberantasan korupsi, Mengingat Dana yang dikucurkan Kelompok Tani dan Gapoktan sudah sebesar kurang lebih 70%. Oleh karena itu apabila ada pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi maka sudah mengarah kepada tindakan merugikan Negara.19/11/2025.

Penulis: TIMEditor: Red
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *