Metronusa News, Banjarnegara Jateng | Polemik proyek pembangunan gedung Koperasi Merah Putih di Desa Kebanaran Mandiraja Banjarnegara menjadi contoh yang baik terang-benderang bagaimana sebuah pekerjaan konstruksi dapat berjalan santai, walau terbuka umum bahkan para pekerja proyek menari dan selamatan tidak kerja, fakta dilapangan pekerja menggunakan APD karena ketinggalan dirumah sehingga mengabaikan paling sudah mendasar.di lapangan rawan bencana j juga memperlihatkan adanya cuaca panas dan indikasi perbaikan dministratif hingga keselamatan warga yang sangat serius akibatnya, diantaranya, tidak tahu proyek Papan Informasi Proyek
Pantauan tim media menemukan bahwa proyek tersebut tidak memiliki papan informasi sebagaimana diwajibkan oleh regulasi keterbukaan publik. Ketiadaan plang proyek otomatis menutup akses publik terhadap informasi krusial seperti sumber anggaran, nilai kontrak, nomor kegiatan, hingga identitas perusahaan pelaksana.

Kondisi ini memperkuat dugaan bahwa kegiatan konstruksi berjalan jauh dari standar tata kelola, seolah-olah publik tidak berhak mengetahui proses penggunaan anggaran negara.
Pelanggaran K3 secara terang terangan.
Yang lebih memprihatinkan, seluruh pekerja yang terlihat di lokasi bekerja tanpa helm proyek, tanpa sepatu safety, tanpa rompi, tanpa alat pelindung apa pun. karena dilokasi proyek tidak tampak satu pun penerapan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Pelanggaran ini bukan sekadar abai terhadap administrasi—melainkan penyelundupan risiko yang mempertaruhkan nyawa pekerja, sekaligus dugaan kuat pelanggaran Permenaker No. 01 Tahun 1980, yang mengatur kewajiban K3 pada setiap proyek konstruksi.
Salah satu perangkat desa saat dikonfirmasi wartawan melalui sambungan telepon WhastApp pada(24/11/2025) menjelaskan bahwa dirinya tidak tau menahu soal mekanisme pelaksanaan pada proyek pembangunan gedung koperasi merah putih yang pembangunannya sudah mulai dikerjakan itu Masih di hari yang sama dan tanggal yang sama(24/11/2025) Sekretaris Desa Kebanaran kecamatan Mandiraja Banjarnegara saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon WhatsApp dirinya mengaku tidak tau.perihak terkait pembangunan gedung tersebut,

Selanjutnya
Ketika di konfirmasikan kepada kepala desa Kebanaran Mandiraja Banjarnegara, Sunaryo kepala desa Kebanaran saat di konfirmasi melalui sambungan telepon WhatsApp, menyamteapaikan bahwa, Pihaknya haya menyediakan lahan saja dan terkait anggaran yang dipergunakan pihak desa tidak tau menahu,baik itu anggarannya maupun lain lainnya,yang jelas pihaknya hanya menyediakan lahan saja, silahkan tanyakan ke pihak pihak terkait tentang proyek tersebut, “ungkapnya dengan tegas.
Kondisi ini memunculkan tanda tanya besar :bagi publik, apakah memang tidak ada koordinasi?ataukah justru ada sesuatu yang sengaja ditutup-tutupi dari publik?
Mandor tukang proyek yang meminta tidak disebutkan namanya, saat ditemui wartawan pada (24/11/2025) dilokasi pekerjaan proyek mengungkapkan bahwa, proyek ini adalah proyek pembangunan Gedung Koperasi Merah Putih program pemerintah, Mereka mengaku hanya pekerja, “kami pekerja pak “kalau terkait upah harian memang untuk tukang kami dibayar Rp 90,000,- an,
“dan untuk pembantu tukang alias kernet tukang bangunan mereka di bayar harian hanya Rp 80,000,-an, “Nah kalau soal Alat Pelindung Diri (APD) memang kami belum di kasih sarana tersebut oleh pihak pelaksana proyek atau pemborong Masih dilokasi yang sama.

Para pekerja lainnya yang tidak mau disebut namanya, saat wartawan mempertanyakan terkait papan Informasi publik proyek, semua pekerja mengungkapkan hal yang senada yaitu, “Memang papan informasi pada proyek ini belum dipasang, “gak tau tuh apakah mau dipasang atau tidak yang jelas sampai saat ini memang belum ada, “padahal kan ini proyek pemerintah, menggunakan uang negara, tapi saya juga heran gak ada papan informasi publik. “Wong saya sendiri sudah tau, “kan biasanya kalao pake anggaran pemerintahdan rakyat harus ada sebagai bentuk trimakasih Publik. “Ungkap para pekerja.
Soal wartawan menanyakan siapa pemborongnya “para pekerja mengaku bahwa pemborongnya adalah Adi Widodo.
Namun ironisnya Adi Widodo Alias Adi Lawuk saat dikonfirmasi wartawan melalui sambungan telepon WhastApp mengaku bahwa dirinya hanya sebatas pengawas Konsultan, dan menurut Adi Widodo bahwa terkait pelaksana proyek tanyakan saja ke pihak Kodim.
Selanjutnya sebelum awak media menanyakan ke pihak kodim 0704/Banjarnegara Rabu (211/2025) Tim awak media mengkonfirmasi hal itu kepada pihak Babinsa setempat melalui sambungan telepon WhastApp dan pihak Babinsa setempat kepada wartawan mengungkapkan
Kita bersyukur ada Pembangunan gerai Koperasi Merah Putih Di desa Kebanaran Mandiraja Banjarnegara, dan untuk pembangunan Gerai Koperasi Merah Putih itu kemarin sudah ada instruksi langsung dari Presiden, MOU kerjasama dengan beberapa Kementrian dan Lembaga Negara, Bahkan sudah ada Inpresnya, untuk keterlibatan TNI itu hanya untuk proses percepatan pembangunan, “karena memang instruksinya dari presiden segera untuk melaksanakan percepatan Pembangunan, “karena kalau mundur mundur kapan mau jadinya.

Untuk di desa Kebanaran kan pada bulan juni 2025 sudah di bentuk badan hukumnya, “yaitu badan hukum bentuk Koperasi.dan pengurusnya pun sudah ada dan penentuan soal lahan sudah di musyawarahkan di desa Kebanaran dan penentuannya di gindus
Terkait papan informasi, “ya itulah karena ini serentak bukan hanya di Kebanaran saja “sementara di Banjarnegara juga bahkan selain di desa Kebanaran. juga ada yang sudah lagi dalam pembangunan,
Menurut Babinsa setempat bahwa pihaknya kapasitasnya disitu hanya sebagai pelaporan progres pembangunan Koperasi desa saja. “Kalau mengenai papan informasi yang jelas dari pihak pemborong atau kontraktornya harus memasangnya,
“Karena pihak kami hanya sebagai pelaporan progres saja karena kami hanya ditunjuk sebagai pelaporan progres percepatan. “kalau terkait siapa pemborong dan kontraktornya saya tidak tau, “dan setau saya yang proyek pembangunan progres gedung koperasi Merah Putih di Kebanaran Mandiraja Banjarnegara, dari pusat itu PT Pemborongnya adalah PT AGRI NAS.
Mengenai soal Alat Pelindung Diri (APD) bukan di Kebanaran saja yang tidak melengkapi APD tidak pekerja proyek, “kan mampir semua disini proyek bangunan Gerai di Koperasi Merah Putih Banjarnegara sudah menggunakan itu”dan terkait pemborongnya juga tidak tau siapa dia pemborongnya yang di Kebanaran iya tau tersebut. “Jelasnya.
Daguan Persimpangan Rangka kejanggalan tersebut, mulai dari adanya papan k3, pemagaran K3, hingga diketahui aparat desa, secara keseluruhanhalni menimbulkan dugaan kuat tidak adanya penyimpangan administratif desa maupun hukum adat terkait proyek pembangunan kantor Koperasi Merah Putih di desa Kebanaran Mandiraja Banjarnegara.
Transparansi diragukan, legalitas dipertanyakan, dan keselamatan kerja nyata-nyata diabaikan.
Hingga berita ini diterbitkan pihak tim awak media Masih sendiri terus menunggu jalannya rapat pembangunan gedung Koperasi Merah Putih di Wilayah Banjarnegara dan sekitarnya.dan diharapkan agar warga masyarakat turut serta hadir memantau jalannya rapat tersebut karena menggunakan dana anggaran Dari dinas pertanian.setiap warga negara wajib ikut.












