MBG di SD Sempur Kaler Bogor Tengah Tidak Menyertakan Nasi

  • Bagikan

Metronusa News, Kota Bogor | Makan Bergizi Gratis (MBG) memang merupakan salah satu program unggulan pemerintah Indonesia, khususnya dalam upaya meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan siswa sekolah dasar. Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan makanan yang bergizi dan seimbang, sehingga dapat mendukung proses belajar dan tumbuh kembang mereka.

Tujuan Program MBG:

1. Meningkatkan Status Gizi: Memastikan siswa mendapatkan asupan gizi yang cukup dan seimbang.
2. Meningkatkan Kesehatan: Mengurangi angka stunting, anemia, dan masalah gizi lainnya di kalangan anak sekolah.
3. Meningkatkan Kualitas Belajar: Dengan gizi yang baik, diharapkan konsentrasi dan prestasi belajar siswa dapat meningkat.
4. Meningkatkan Kesadaran Gizi: Edukasi gizi bagi siswa, guru, dan orang tua untuk membentuk kebiasaan makan sehat.

Komponen Utama Program MBG:

1. Menu Bergizi: Menyediakan makanan yang seimbang sesuai dengan pedoman gizi yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
2. Edukasi Gizi: Memberikan pengetahuan tentang pentingnya gizi seimbang dan pola hidup sehat.
3. Pemantauan dan Evaluasi: Melakukan pemantauan terhadap status gizi siswa dan efektivitas program.

Implementasi Program:

1. Kerjasama Pemerintah: Program ini melibatkan berbagai kementerian dan lembaga pemerintah, termasuk Kemendikbudristek, Kemenkes, dan Kementerian Pertanian.
2. Pendanaan: Program ini didukung oleh anggaran pemerintah pusat dan daerah.
3. Pelaksanaan di Sekolah: Sekolah menjadi titik utama pelaksanaan program, dengan melibatkan guru, orang tua, dan komunitas lokal.

Manfaat Program MBG:

1. Bagi Siswa: Mendapatkan makanan bergizi yang dapat meningkatkan kesehatan dan prestasi belajar.
2. Bagi Orang Tua: Mengurangi beban biaya hidup dan memastikan anak-anaknya mendapatkan gizi yang cukup.
3. Bagi Masyarakat: Meningkatkan kesadaran dan praktik gizi seimbang di masyarakat.

Dengan komitmen dan implementasi yang baik, program MBG diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kualitas gizi dan pendidikan di Indonesia.

Menu MBG di sekolah SD Sempur Kaler Kota Bogor, Jawa Barat terdapat menu MBG yang tidak menyertakan nasi. Informasi yang di dapat oleh awak media bahwasanya sudah sekitar 1 bulan bergantian MBG di sekolah ini ada yang tidak menyertakan nasi.

Salahsatu orangtua siswa yang tidak mau di sebutkan namanya, mengatakan kepada awak media pada Kamis 20/11/2025, “Memang betul, Kadang-kadang menu MBG di SD Sempur kaler ini tidak menyertakan nasi, saya ga tau memang peraturannya seperti itu atau gimana, saya kurang paham”, ucapnya.

“Kalo susu di bagikan setiap hari jumat, sebenarnya anak-anak juga sudah lama mau minta menu Pizza, namun sampai sekarang belum kesampaian”, pungkasnya.

Jika Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak menyertakan nasi, ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan untuk memastikan bahwa kebutuhan gizi siswa tetap terpenuhi:

1. Sumber Karbohidrat Alternatif:
– Roti Whole Wheat: Kaya serat dan nutrisi.
– Ubi atau Kentang: Sumber karbohidrat kompleks dengan vitamin dan mineral.
– Jagung: Bisa menjadi alternatif yang baik jika diolah dengan benar.
– Sereal: Jika difortifikasi dengan vitamin dan mineral, bisa menjadi pilihan praktis.

2. Keseimbangan Gizi:
– Protein: Pastikan ada sumber protein hewani (daging ayam, ikan, telur) atau nabati (tempe, tahu, kacang-kacangan).
– Sayuran dan Buah: Tetap harus menjadi bagian penting dari menu untuk vitamin dan mineral.
– Lemak Sehat: Gunakan minyak sayur dalam jumlah moderat.

3. Pertimbangan Praktis:
– Ketersediaan dan Biaya: Alternatif sumber karbohidrat harus mudah diperoleh dan terjangkau.
– Preferensi dan Budaya: Siswa mungkin lebih familiar dengan nasi, jadi perlu adaptasi dan edukasi gizi.
– Teknologi Pengolahan: Pastikan metode pengolahan makanan tetap mempertahankan nilai gizi.

4. Dampak Potensial:
– Penerimaan Siswa: Beberapa siswa mungkin tidak terbiasa dengan makanan tanpa nasi, yang bisa mempengaruhi penerimaan dan konsumsi.
– Keseimbangan Energi: Karbohidrat adalah sumber energi utama; pastikan alternatif yang dipilih dapat memenuhi kebutuhan energi siswa.

5. Pedoman dan Regulasi:
– Kemenkes dan Kemendikbudristek: Pedoman gizi untuk program MBG mungkin masih merekomendasikan nasi sebagai sumber utama karbohidrat. Perlu klarifikasi dan penyesuaian dengan pedoman yang berlaku.

Contoh Menu MBG tanpa Nasi:
– Makan Siang:
– Sumber Karbohidrat: Roti whole wheat atau kentang rebus
– Sumber Protein: Ayam panggang atau telur rebus
– Sayuran: Capcay (wortel, buncis, brokoli)
– Buah: Apel atau pisang
– Minum: Air putih atau susu rendah lemak

Strategi Implementasi:
1. Edukasi Gizi:
– Edukasi siswa dan orang tua tentang pentingnya variasi makanan dan manfaat dari sumber karbohidrat alternatif.

2. Perencanaan Menu:
– Libatkan ahli gizi dalam perencanaan menu untuk memastikan keseimbangan gizi.
– Uji coba menu sebelum implementasi luas untuk mendapatkan umpan balik.

3. Pemantauan dan Evaluasi:
– Pantau status gizi dan penerimaan siswa terhadap menu.
– Evaluasi berkala untuk penyesuaian menu.

Kelebihan:
– Diversifikasi Makanan: Dapat meningkatkan variasi makanan dan paparan terhadap berbagai jenis makanan.
– Kesehatan: Beberapa alternatif karbohidrat mungkin memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dan lebih banyak serat.

Kekurangan:

– Adaptasi: Siswa mungkin memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan makanan baru.

-Logistik: Perlu penyesuaian dalam pengadaan dan pengolahan makanan.

Jika MBG tidak menyertakan nasi, penting untuk memastikan bahwa semua aspek di atas diperhatikan untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan siswa. Konsultasi dengan ahli gizi dan pihak terkait sangat disarankan.

Apakah MBG di SD Sempur Kaler Sudah memenuhi standard yang sudah di tetapkan oleh Pemerintah?

Sampai berita ini di terbitkan, Awak media belum konfirmasi ke pihak sekolah dan dapur yang menyupai MBG ke sekolah SD Sempur Kaler.

Penulis: TimEditor: Redaksi
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *