Diduga Oknum Babinsa Intervensi Awak Media Saat Menjalankan Tugas Jurnalistik di Pabrik Hebel Purwanegara Banjarnegara

  • Bagikan

Metronusa News, Banjarnegara, Jateng | Selasa (23/9) Seorang pekerja outsourcing bernama wasito Adi, warga Desa Wanadri, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, mengalami kecelakaan kerja serius saat bekerja di salah satu pabrik hebel di wilayah Purwonegoro banjarnegara . Insiden kecelakaan terjadi pada sekitar Juni 2025 lalu, ketika Adi terjepit mesin produksi saat menjalankan tugasnya. Akibat kejadian tersebut, Adi mengalami luka berat pada kaki kiri dan sat ini masih menjalani perawatan intensif, termasuk proses pencangkokan kulit.

Pihak keluarga korban menyampaikan bahwa perusahaan telah bertanggungjawab menanggung seluruh biaya pengobatan di rumah sakit. Namun, mereka berharap pihak perusahaan tidak hanya berhenti pada bantuan medis di rumah sakit, tetapi juga turut menanggung biaya perawatan di luar rumah sakit, seperti pengadaan perawat untuk perawatan di rumah.

Perwakilan HRD dari pihak perusahaan tempat adi bekerja saat di temui awak media mengakui adanya kecelakaan kerja dan menyebutkan bahwa korban merupakan karyawan outsourcing dari vendor rekanan.

“Sejak kejadian, korban langsung kami bawa ke rumah sakit untuk penanganan. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sudah kami jalankan sesuai SOP. Ini murni karena kurang hati-hatinya pekerja. Kami juga sudah memberikan santunan, dan mendorong vendor untuk memenuhi hak-hak korban,” ujar perwakilan perusahaan.

Pihak vendor yang bertanggung jawab atas status ketenagakerjaan korban melalui telpon whatapps dengan media menyatakan bahwa mereka telah berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Banjarnegara.

Melalui komunikasi by phone. Pihak vendor menyampaikan “Pekerja sudah terdaftar dalam program BPJS Ketenagakerjaan. Semua biaya pengobatan telah ditanggung oleh BPJS,” jelas perwakilan vendor saat dihubungi.

Dinas Tenaga Kerja melalui Kepala Bidang Hubungan Industrial membenarkan bahwa telah terjadi kecelakaan kerja, dan vendor telah melaporkan hal tersebut ke dinas.

“Kami akan terus mendampingi dan mengawal proses pemenuhan hak-hak pekerja hingga korban benar-benar pulih,” tegas pejabat tersebut.

Namun, suasana menjadi tegang saat tim media melakukan wawancara dengan perwakilan SDM di lokasi pabrik hebel Tidak disangka, tiba-tiba hadir seorang oknum yang mengaku Babinsa setempat yang mengaku sebagai bagian dari sistem keamanan pabrik. Dengan nada tinggi dan sikap arogan, oknum tersebut menuding pihak media telah “membuka luka lama” dan “memutarbalikkan fakta, dan suka menggoreng berita” saya sudah apal cara cara itu “kata si oknum tersebut. Meskipun tanpa menunjukkan bukti yang jelas atas tuduhan tersebut.

Lebih jauh, oknum tersebut bahkan sempat mengancam akan melaporkan pihak media apabila pemberitaan tidak sesuai dengan fakta. Ia juga menyampaikan pernyataan yang menyudutkan seluruh media secara umum, dengan menyebut bahwa media “hanya suka memutarbalikkan fakta” tanpa dasar.

Perilaku tersebut tentu sangat disayangkan, mengingat kehadiran media di lokasi bertujuan untuk menggali informasi dan melakukan fungsi kontrol sosial sesuai dengan undang-undang pers yang berlaku di Indonesia. Hingga kini, belum ada klarifikasi resmi dari instansi terkait mengenai sikap oknum tersebut.

Setelah kunjungan tersebut salah satu awak media yang turut melakukan kunjungan sore harinya di chat WhatsApp oleh sebuah nomer yang tidak di kenal mengaku bernama inisial R. Yang menanyakan apa maksud kedatangan tim media ke pabrik. Dan bahkan oknum R ini mempertanyakan kenapa awak media tersebut tidak menulis berita pada saat peristiwa Kasipidsus inisial A yang di duga menerima sejumlah uang. Padahal kasusnya lebih besar kata si R. Dan banyak lagi chat dari oknum R tersebut. Sehingga Awak media merasa sudah di intervensi oleh oknum R ini. Dalam menjalankan tugas tugas jurnalistiknya.

Penulis: RatihEditor: Redaksi
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *