Diduga Gagal Konstruksi, Bangunan Irigasi P3TGAI di Desa Bojongmanik Ambruk Pasca Pengerjaan : Aktivis Minta APH Segera Turun Tangan

  • Bagikan

Metronusa News, Lebak – Banten |Pembangunan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) di Blok Cibiuk, Desa Bojongmanik, Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak, mengalami kerusakan parah tidak lama setelah pengerjaan selesai.

Proyek yang dikerjakan secara swakelola oleh Kelompok Petani Pengguna Air (P3A) Manik Jaya dengan nomor kontrak PKS HK.02.03/67/PKS/Az.05.3/VIII/2025 itu diduga mengalami kegagalan konstruksi akibat pelaksanaan yang dinilai asal-asalan dan tidak sesuai spesifikasi teknis.

Program senilai Rp195 juta yang bersumber dari APBN melalui Ditjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI tersebut memiliki masa kerja 45 hari kalender sejak tanggal kontrak pada 12 Agustus 2025.

Saat dikonfirmasi, Rizki, Ketua Kelompok P3A Manik Jaya, mengakui adanya kerusakan pada bangunan irigasi tersebut. Ia menyebut faktor utama penyebabnya adalah curah hujan tinggi dan kondisi tanah yang labil.

“Betul, Kang. Itu karena beberapa faktor. Pertama, faktor alam karena beberapa hari hujan terus-menerus, dan kedua kondisi tanah yang labil. Tapi Insha Allah saya akan bertanggung jawab, besok langsung diperbaiki,” kata Rizki saat dihubungi melalui sambungan WhatsApp pada Sabtu (18/10/2025).

Menanggapi hal itu, Agus, salah satu aktivis di Kabupaten Lebak, menilai adanya indikasi penyalahgunaan anggaran dalam proyek tersebut. Ia menilai, jika pengelolaan anggaran dan pengerjaannya dilakukan dengan benar, maka kualitas bangunan seharusnya sesuai standar dan tidak mudah rusak.

“Saya minta aparat penegak hukum di wilayah Lebak segera turun tangan, mengingat kegiatan tersebut dibiayai dana APBN dan telah menimbulkan kerugian akibat kualitas bangunan yang tidak efektif. Terlebih sebelumnya ramai isu dugaan penyetoran uang kepada oknum pembawa program,” ujar Agus.

Agus juga menilai klarifikasi yang disampaikan Ketua P3A tidak rasional. Menurutnya, jika alasan kerusakan hanya karena hujan dan tanah labil, maka bangunan serupa akan tetap berisiko roboh setiap musim hujan.

“Kalau alasannya seperti itu, meskipun nanti diperbaiki, kalau hujan terus-menerus, bangunannya bisa ambruk lagi,” tambahnya.

Sementara itu, pihak Balai Wilayah Sungai Cidanau–Ciujung–Cidurian (BBWSC) selaku pelaksana program menjelaskan bahwa persoalan tersebut telah ditindaklanjuti di lapangan.

“Saat kami mencari informasi lebih lanjut dan menginstruksikan kepada KMB untuk mengambil langkah yang diperlukan atas kondisi itu, ternyata di lapangan sudah terkomunikasikan antara KMB dengan kelompok P3A. Mereka juga siap bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan yang ada. Dan per hari Minggu kemarin, proses perbaikan sudah mulai dilakukan,” ujar pihak Balai.

Sebagai informasi, P3TGAI merupakan program pemerintah untuk memperbaiki, merehabilitasi, atau meningkatkan jaringan irigasi secara partisipatif bersama masyarakat petani. Tujuannya adalah mendukung kedaulatan pangan nasional melalui peningkatan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.

Penulis: Achmad NEditor: Redaksi
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *